
Kalau Sir Alex Ferguson-manajer Manchester United-melihat bakatku, dia
pasti menerimaku jadi anggota tim juniornya. Tapi ternyata adik
perempuanku, Bibi, lebih andal menggiring bola dan larinya lebih cepat.
Dia juga penyerang yang lebih baik.
"Kau juga bisa kalau lebih banyak berlatih, Jamal," katanya sambil
menyerigai. Padahal aku yang mengajarinya di rumah.
Kami terpaksa berpisah dengan lapangan berdebu tempat kami biasa bermain
bola karena Pemerintah tahu soal sekolah ilegal Ibu dan Ayah. Padahal
aku begitu terbiasa dengan kerangka truk tentara, puing reruntuhan rumah,
atau besi tua badan pesawat yang ditembak jatuh di sana. Ayah dan Ibu
bilang, kami harus meninggalkan Afghanistan untuk dihidup di tempat baru,
Australia.
Aku tak mau pindah. Kalau aku dan Bibi bisa jadi pemain profesioanl yang
menang di Piala Dunia, kami pasti bisa membuat pemerintah baru yang
andil, baik, dan yang mengizinkan anak perempuan bermain sepak bola.
Tapi akhirnya kami tetap pergi, lagi pula aku dengar Pemerintah
Australia sangat baik dan perhatian. Di sana, kalau kau berulang tahun ,
Pemerintah Australia akan mendatangi rumahmu sambil membawa kue dna
minuman bersoda.
|